top of page
  • dapurjogja

Filosofi dibalik pelayanan degan cara prasmanan

Updated: Feb 25, 2019

Inilah Asal-usul Istilah 'Prasmanan'

Kita sekalian sudah kenal dengan istilah ‘prasmanan’ yang bermakna ’cara penyajian makanan di mana tetamu mengambil sendiri hidangan yang disediakan pada meja panjang’. Mungkin kita penasaran dari mana asal-usul istilah ‘prasmanan’ ini dipakai.


Prasmanan

Di AS sistem menghidangkan makanan yang praktis mulai populer di pertengahan abad 19 dan karena memang mengadopsi dari tatacara Perancis istilah yang dipakai tetap adalah buffet. Di tanah jajahan Hindia Belanda, khususnya di Batavia ada tiga macam sebutan untuk orang yaitu 'prasman'.

Di kawasan luar Jawa, utamanya di Sumatera Selatan yang saya tahu, gaya menghidangkan makanan seperti ini dinamakan dengan ’makan prancis’. Bahkan di undangan pernikahan orang Palembang masih sering tertulis ’Resepsi ala Perancis’. Orang yang belum memahami latar belakang sebutan ini biasanya akan tertawa geli membaca tulisan ’resepsi ala Perancis’ ini. Mengapa sering disebutkan hidangan ala Perancis ini dalam kartu undangan? Karena ada sistem hidangan lain yang dinamakan ’table service’ atau ’chia tuk’ dalam bahasa Mandarin. Dengan sistem ini undangan duduk melingkari meja bundar dan hidangan akan dihantarkan oleh pelayan (waiter) secara berurutan. Dengan mencantumkan apakah pada resepsi tamu akan ’makan prancis’ atau ’makan chia tuk’, maka para undangan diberi ’sandi’ seberapa besarnya angpao yang akan diberikan. Diharapkan angpao yang lebih besar untuk ’makan chia tuk’ ini.

Sebutan ’prasman’ atau ’didong’ di masa lalu di negeri kita cukup lazim dipakai oleh khalayak ramai, karena tidak sedikit orang Perancis yang bertugas di nusantara berkolaborasi dengan penjajah Belanda sesuai dengan percaturan politik di kawasan Eropa pada masa itu. Siapa menyangka istilah ’prasmanan’ ternyata berasal dari kata Belanda ’fransman’ alias ’orang Perancis’. Ya, inilah keunikan bahasa.

3 views0 comments

Comments


bottom of page